Penembakan Brutal di Fasilitas Patroli Perbatasan Texas, Pelaku Tewas Ditembak Polisi
downtownvancouver.net – Seorang pria bersenjata menyerang fasilitas Patroli Perbatasan AS di McAllen, Texas, pada Senin pagi. Ia melepaskan puluhan tembakan ke arah petugas federal. Satu polisi terluka sebelum pelaku dilumpuhkan oleh tembakan balasan.
Petugas mengidentifikasi pelaku sebagai Ryan Louis Mosqueda (27). Ia membawa senapan serbu dan mengenakan rompi utilitas saat melepaskan tembakan ke arah agen yang baru keluar dari gedung.
Ayah Pelaku Sudah Melapor Sebelumnya
Beberapa jam sebelum insiden, ayah Mosqueda mendatangi polisi Weslaco. Ia menyampaikan bahwa putranya mengalami gangguan psikologis dan membawa senjata. Polisi mencatat laporan itu sekitar pukul 2:30 pagi setelah menghentikan sang ayah karena pelanggaran lalu lintas.
Polisi mencatat bahwa Mosqueda mengemudikan sedan putih dua pintu. Mereka menemukan tulisan asing—kemungkinan Latin—di sisi pintu pengemudi. Kepala Polisi McAllen, Victor Rodriguez, mengatakan pihaknya belum mengetahui makna tulisan itu atau kaitannya dengan serangan.
Polisi Temukan Amunisi Tambahan di Mobil Pelaku
Setelah melumpuhkan Mosqueda, petugas memeriksa kendaraan pelaku. Mereka menemukan senjata tambahan, ransel, dan amunisi dalam jumlah besar. Rodriguez menyebut pelaku membawa cukup peluru untuk memperpanjang serangan jika tidak dihentikan cepat.
Panggilan darurat terkait penembakan masuk sekitar pukul 5:50 pagi. Seorang polisi dengan pengalaman 10 tahun terluka di bagian lutut saat merespons kejadian. Petugas masih menyelidiki apakah luka itu berasal dari peluru atau serpihan logam.
FBI Selidiki Motif dan Keterlibatan Pihak Lain
FBI mengambil alih penyelidikan. Rodriguez mengatakan penyelidik belum menemukan bukti keterlibatan pelaku lain. Namun, mereka masih mengkaji motif dan rangkaian kejadian sebelum serangan.
Catatan kepolisian menunjukkan Mosqueda pernah tinggal di Michigan. Namun, ia dilaporkan hilang dari Weslaco, Texas, sekitar pukul 4 pagi. Lokasi pelaporan berjarak 32 kilometer dari fasilitas yang diserang.
“Sekitar satu jam kemudian, ia sudah tiba di lokasi dan mulai menembaki gedung serta agen federal,” kata Rodriguez dalam konferensi pers.
Serangan Terjadi di Tengah Ketegangan Kebijakan Imigrasi
Serangan ini terjadi ketika kebijakan imigrasi AS sedang menjadi sorotan. Pemerintahan Presiden Donald Trump meningkatkan penangkapan dan deportasi imigran setelah disahkannya paket anggaran besar.
Stephen Miller, penasihat utama presiden, menargetkan 3.000 penangkapan per hari. Angka ini naik drastis dari rata-rata sebelumnya yang hanya sekitar 650 per hari selama lima bulan pertama pemerintahan.
Meskipun penyelidik belum mengaitkan langsung serangan ini dengan isu imigrasi, waktunya menimbulkan pertanyaan. Publik mulai bertanya apakah pelaku punya motivasi yang berkaitan dengan kebijakan perbatasan.
Rodriguez menekankan bahwa tidak ada ancaman lanjutan bagi masyarakat umum. Pihaknya juga terus menjaga keamanan di area sensitif untuk mencegah kejadian serupa.