Anggota parlemen Missouri melarang model instruksi membaca yang kontroversial sebagai metode utama

downtownvancouver.net – Pemerintah Negara Bagian Missouri kini resmi melarang penggunaan metode three-cueing sebagai pendekatan utama dalam pembelajaran membaca di sekolah dasar hingga menengah. Larangan ini merupakan bagian dari paket kebijakan pendidikan bipartisan yang ditandatangani oleh Gubernur Mike Kehoe pada Rabu lalu.

Dalam aturan baru tersebut, guru masih diperbolehkan menggunakan three-cueing sebagai pelengkap pelajaran. Namun, pendekatan fonik (phonics) wajib menjadi fondasi utama dalam proses mengajar siswa membaca. Keputusan ini muncul dari evaluasi terhadap efektivitas metode yang ada, khususnya dalam meningkatkan pemahaman membaca anak-anak.

Phonics Diakui Lebih Efektif dalam Literasi Dini

Anggota legislatif negara bagian, Ed Lewis, yang juga menjadi pengusul utama undang-undang ini, menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan strategi jangka panjang dari Departemen Pendidikan Missouri. Menurutnya, bukti menunjukkan bahwa penggunaan three-cueing sebagai metode utama justru menurunkan tingkat pembelajaran siswa.

“Kita telah memahami bahwa phonics memainkan peran penting dalam membentuk kemampuan membaca yang kuat,” ujar Lewis.

Metode three-cueing, yang dulunya dianggap sebagai alternatif kreatif, kini justru mendapat banyak kritik karena mendorong siswa menebak kata melalui konteks tanpa memahami struktur fonetiknya. Kondisi ini dianggap menghambat pemahaman teks yang kompleks.

Missouri Ikuti Jejak Negara Bagian Lain

Missouri bukanlah satu-satunya negara bagian yang mengambil langkah ini. Hingga akhir 2024, setidaknya 11 negara bagian lain telah melarang metode serupa. Perhatian terhadap metode three-cueing semakin meningkat setelah jurnalis Emily Hanford mengungkap kelemahan strategi tersebut melalui podcast populernya, “Sold a Story.”

Sejak saat itu, diskusi nasional tentang metode membaca kembali mengarah ke pendekatan yang berbasis sains, seperti phonics. Missouri juga telah membuat langkah awal pada 2022 melalui undang-undang literasi yang mewajibkan pelatihan guru dalam mengajar membaca.

Pelatihan Guru Terus Ditingkatkan

Sebagai bagian dari inisiatif “Read, Lead, Exceed”, Departemen Pendidikan Missouri telah melatih lebih dari 8.600 guru dari 429 distrik sekolah melalui program LETRS (Language Essentials for Teachers of Reading and Spelling). Program ini dirancang untuk memberikan guru keterampilan mengajar membaca dengan pendekatan ilmiah dan berbasis bukti.

Komisaris Pendidikan Missouri, Karla Eslinger, menyebut pelatihan ini sebagai salah satu bentuk transformasi signifikan dalam pengajaran membaca. Ia menilai antusiasme guru terhadap pelatihan sangat tinggi, meskipun pelatihan ini bersifat opsional.

“Guru-guru kita tidak hanya ikut pelatihan karena diwajibkan, tetapi karena mereka melihat hasilnya langsung di kelas,” kata Eslinger.

Bukan Mengawasi, Tapi Mendukung Praktik Terbaik

Pemerintah negara bagian tidak berencana menerapkan sistem pengawasan ketat terhadap penerapan larangan ini. Sebaliknya, Eslinger menekankan pentingnya mendukung praktik yang terbukti berhasil melalui pelatihan dan sumber daya yang memadai.

“Fokus kami bukan pada hukuman, tapi pada pembinaan. Kami ingin membangun budaya mengajar yang lebih kuat,” lanjutnya.

Mulai tahun ini, semua distrik sekolah akan diminta menyerahkan laporan tahunan yang menyatakan bahwa mereka tidak lagi menggunakan three-cueing sebagai metode utama. Eslinger optimis tingkat literasi siswa akan meningkat seiring dengan konsistensi implementasi strategi yang lebih efektif ini.

“Permintaan akan pelatihan terus meningkat. Bukan karena ada paksaan, tapi karena guru tahu ini bekerja,” tutupnya.