Program Cek Kesehatan Gratis untuk Anak Mulai Juli 2025
DOWNTOWNVANCOUVER.NET – Mulai Juli 2025, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan resmi meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis untuk Anak. Inisiatif nasional ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak Indonesia sejak usia dini, serta mencegah munculnya penyakit kronis atau gangguan tumbuh kembang yang seringkali tidak terdeteksi lebih awal.
Program ini akan menjangkau anak-anak usia 0 hingga 18 tahun, baik yang bersekolah maupun tidak, dengan layanan kesehatan yang mencakup pemeriksaan fisik rutin, pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini gangguan penglihatan dan pendengaran, hingga skrining mental dan gizi.
Latar Belakang dan Urgensi Program
Data dari Kementerian Kesehatan tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 27% anak Indonesia mengalami masalah gizi, termasuk stunting dan obesitas. Selain itu, kasus gangguan perkembangan dan kesehatan mental pada anak juga mengalami peningkatan pascapandemi COVID-19. Di sisi lain, banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya pemeriksaan rutin bagi anak-anak, terutama bila tidak menunjukkan gejala sakit.
“Masalah kesehatan anak tidak selalu tampak secara langsung. Melalui program ini, kami ingin mendorong deteksi dini agar anak-anak bisa tumbuh optimal dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ujar Menteri Kesehatan, dr. Andini Prasetyo, dalam peluncuran program di Jakarta.
Cakupan Layanan yang Disediakan
Program cek kesehatan gratis ini melibatkan berbagai fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, rumah sakit pemerintah, klinik pratama, serta posyandu. Beberapa jenis layanan yang disediakan secara gratis antara lain:
- Pemeriksaan umum dan fisik rutin: termasuk pengukuran tinggi badan, berat badan, tekanan darah, dan pemeriksaan kulit serta gigi.
- Skrining tumbuh kembang: menggunakan instrumen seperti KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) untuk anak usia dini.
- Deteksi dini penyakit tidak menular (PTM): termasuk anemia, obesitas, dan gangguan tiroid.
- Pemeriksaan mata dan telinga: dilakukan oleh petugas terlatih untuk mendeteksi gangguan visual dan auditori sejak dini.
- Evaluasi status gizi: melalui penilaian IMT (Indeks Massa Tubuh) dan asupan nutrisi.
- Konsultasi psikologi anak: untuk memantau kondisi emosi dan sosial anak, terutama pada usia sekolah.
Pelayanan ini diberikan minimal satu kali dalam setahun, dan lebih sering bila ditemukan potensi gangguan atau risiko kesehatan tertentu.
Cara Mendaftar dan Mengakses Layanan
Orang tua atau wali bisa mendaftarkan anak mereka secara daring melalui aplikasi SehatAnak yang diluncurkan bersamaan dengan program ini. Selain itu, pendaftaran juga dapat dilakukan langsung di fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa Kartu Identitas Anak (KIA) atau Kartu Keluarga.
Bagi anak-anak yang bersekolah, layanan ini akan diintegrasikan melalui program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Petugas kesehatan akan secara berkala datang ke sekolah-sekolah untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Respons Masyarakat dan Tenaga Medis
Program ini mendapat respons positif dari berbagai kalangan, terutama para orang tua yang merasa terbantu dalam mengakses layanan kesehatan anak tanpa harus memikirkan biaya tambahan.
“Sebelumnya, kami harus pergi ke klinik swasta untuk cek kesehatan anak, biayanya tidak sedikit. Dengan program gratis ini, kami bisa lebih rutin memantau tumbuh kembang anak,” ujar Rina, ibu dari dua anak usia sekolah di Bandung.
Di sisi lain, tenaga medis menyambut baik program ini namun mengingatkan pentingnya kesiapan sumber daya manusia dan fasilitas. Pemerintah pun telah menjanjikan tambahan tenaga kesehatan dan pelatihan khusus untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program ini.
Harapan Jangka Panjang
Program Cek Kesehatan Gratis untuk Anak ini merupakan bagian dari rencana strategis pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Dengan memperbaiki kesehatan anak sejak dini, diharapkan angka stunting dan gangguan perkembangan dapat ditekan secara signifikan.
“Anak-anak yang sehat secara fisik dan mental memiliki peluang lebih besar untuk sukses di masa depan. Ini adalah investasi jangka panjang negara terhadap generasi penerus,” tambah Menteri Kesehatan.
Diharapkan, dengan konsistensi pelaksanaan dan dukungan lintas sektor, program ini dapat menjadi tonggak penting dalam reformasi sistem kesehatan anak di Indonesia.