Kilas Balik Cerita Game God of War
God of War yang dirilis pada 2018 bercerita tentang perjalanan Kratos bersama anaknya, Atreus
Salah satu video game yang paling ditunggu-tunggu di tahun 2022 adalah God of War Ragnarok. Dan Ragnarok akhirnya dirilis ke publik pada awal November 2022. Ragnarok mempertahankan penekanan yang sama pada narasi Kratos dan Atreus seperti pendahulunya. Sayangnya, pemain harus familiar dengan cerita dari pendahulu Ragnarok agar bisa mengapresiasi cerita Ragnarok sepenuhnya. God of War Ragnarok merupakan salah satu game yang paling dinantikan di tahun 2022. Dan di awal November 2022, Ragnarok akhirnya resmi dirilis. Seperti pendahulunya, Ragnarok masih berfokus pada kisah Kratos dan Atreus. Sayangnya, untuk menikmati cerita Ragnarok sepenuhnya, pemain harus terbiasa dengan narasi yang diceritakan di game sebelumnya. Namun, jika kamu ingin memainkan Ragnarok secara langsung tanpa memainkan pendahulunya, kamu bisa membaca atau menonton video flashback game God of War.
Pada artikel kali ini, kami mencoba merangkum secara singkat perjalanan Kratos. sebagai cadangan sebelum memainkan God of War Ragnarok.
Baca Juga: Anda Harus Tahu Ini 10 Fakta Menarik GTA San Andreas
Awal Cerita God of War
Kratos mewarisi kekuatannya yang luar biasa dari Dewa Perang Yunani Ares. Masalahnya adalah Ares tidak memberi Kratos kekuatan itu secara cuma-cuma. Kratos tertipu untuk membunuh istri dan putrinya sendiri oleh Dewa Perang. Kulitnya menjadi abu-abu akibat abu dari keluarga Kratos yang menempel padanya. Di God of War pertama, Kratos ingin membunuh Ares. Untuk menaikkan level Kratos, pemain harus menyelesaikan berbagai tugas sepanjang permainan. Kratos akhirnya menang dalam pertarungannya dengan Ares. Kratos menjadi pemilik gelar “God of War.”.
God of War 2 dirilis pada 2007 untuk PS2. Di game ini, Kratos akan menggunakan kekuatannya untuk memimpin pasukan Sparta dan mengacaukan Yunani. Tindakan Kratos ini membuat para dewa marah. Zeus, yang dikenal sebagai raja para dewa, lalu mengkhianati Kratos dan menusuknya dengan Sword of Olympus.
Kratos yang terluka oleh Zeus diselamatkan oleh Gaia the Titan. Keduanya lalu bekerja sama untuk membunuh Zeus. Dalam perjalanannya, Kratos menemukan bahwa dia adalah seorang demigod dan Zeus merupakan ayahnya.
Usaha Kratos untuk membunuh Zeus gagal karena Athena — salah satu sekutu Kratos — justru mengorbankan diri demi menyelamatkan sang Raja Dewa. Keputusan Athena membuat Kratos marah besar. Dia pun memutuskan untuk bekerja sama dengan para Titans dan bersiap untuk menyerang Mount Olympus.
God of War 3, yang dirilis pada 2010 untuk PlayStation 3, dimulai dengan pertarungan Kratos untuk mengambil alih Olympus. Di awal pertarungan, Kratos berhasil membunuh Poseidon, sang Dewa Laut. Kematian saudara Zeus ini membuat kawasan di sekitar Mount Olympus banjir. Namun, hal ini tidak menghentikan Kratos.
Sepanjang God of War 3, Kratos membunuh berbagai dewa dan dewi Yunani. Diawali dengan membunuh Hades, Kratos lalu menghabisi Hercules, Hermes, Hephaestus, Hera, dan sebagainya.
Pertarungan Kratos melawan para dewa berakhir dengan hancurnya Yunani, membuatnya tidak lagi bisa ditinggali oleh manusia. Di akhir game, Kratos dapat menyelesaikan misinya untuk membunuh semua dewa Yunani. Dia lalu membunuh Zeus dan lompat dari atas Mount Olympus, mengimplikasikan kematiannya.
Beberapa game spinoff dari God of War juga tetap bercerita tentang Kratos. Namun, cerita di game-game itu tidak memberikan pengaruh yang terlalu besar pada narasi utama franchise God of War.
Misalnya, Chains of Olympus — yang dirilis untuk PSP — bercerita tentang usaha Kratos untuk menghentikan Persephone, istri dari Hades, menghancurkan dunia menggunakan Titan Atlas.
Sementara Ghost of Sparta, yang juga dirilis untuk PSP, menampilkan cerita tentang Kratos dalam perjalanan mencari ibunya, Callisto, dan saudaranya, Deimos. Thanatos, sang Dewa Kematian, membunuh saudara Kratos, yang mendorongnya untuk balas dendam. Sementara game Ascension mengambil setting waktu sebelum God of War pertama. Di sini, Kratos akan melawan para Furies.
Awal Mula dari God of War (2018)
Setelah mengalahkan Baldur, Kratos dan Atreus meninggalkan rumah mereka. Ayah dan anak itu memulai perjalanan mendaki gunung tertinggi dan membuang abu Faye dari atas. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan seorang wanita yang memperkenalkan dirinya sebagai penyihir hutan. Selain Penyihir Hutan, Kratos dan Atreus juga bertemu dengan Jormungandr yang memiliki julukan “Ular Dunia”. Menariknya, meski Atreus mengaku belum pernah bertemu ular raksasa itu, Jormungandr mengenali Atreus. Sepanjang jalan, Kratos dan Atreus juga bertemu dengan Huldra bersaudara, Brok dan Sindri. Keduanya adalah kurcaci yang dikenal sebagai pencipta palu Thor dan kapak Leviathan, senjata Kratos yang diperolehnya dari mendiang istrinya. Witch of the Woods membantu Kratos dan Atreus mencapai gunung tertinggi di Midgard. Masalahnya, jalur menuju puncak tidak bisa didaki karena tertutup asap tebal. Untuk menghilangkan asap, Kratos membutuhkan panah bercahaya yang bisa ditemukan di Alfheim, dunia elf.
Penyihir Hutan membantu Kratos dan Atreus pergi ke Alfheim. Namun, dia sendiri tidak bisa mengunjungi dunia elf. Karena dia dikutuk oleh Odin. Kutukan ini mencegahnya meninggalkan Midgard.
Pertemuan dengan Mimir
Di Alfheim, konflik antara Dark Elves dan Light Elves telah berlangsung selama berabad-abad. Ketika Kratos dan Atreus pergi ke Temple of Lights untuk mendapatkan light arrows, secara tidak langsung, mereka membantu Light Elves unggul dari Dark Elves. Namun, pertarungan antara kedunya bukanlah masalah Kratos.
Setelah mendapatkan light arrows, Kratos dan Atreus kembali ke Midgard dan sekali lagi, pergi ke gunung tertinggi. Dalam perjalanan ke puncak, mereka sempat bertarung dengan seekor naga. Di puncak, mereka melihat bahwa Baldur sedang menginterogasi seseorang.
Baldur tidak sendiri, dia ditemani oleh Magni dan Modi, yang merupakan anak dari Thor. Setelah ketiga dewa Vanir itu pergi, Kratos dan Atreus keluar dari tempat persembunyian mereka. Di sini, mereka bertemu dengan Mimir, yang mengklaim sebagai orang terpintar di dunia.
Mimir memberitahu Kratos dan Atreus bahwa puncak yang mereka daki bukanlah puncak gunung tertinggi di jagat raya. Puncak gunung tertinggi sebenarnya ada di Jotunheim, dunia tempat tinggal para raksasa. Masalahnya, Midgard tidak memiliki jalan ke Jotunheim.
Kabar baiknya, Mimir punya ide tentang cara pergi ke Jotunheim. Namun, Odin memperangkap tubuh Mimir dalam pohon, membuatnya tidak bisa pergi kemanapun.
Untuk mengatasi masalah ini, Mimir meminta kratos untuk memenggal kepalanya. Kratos memenuhi permintaan Mimir dan membawa kepalanya ke Witch of the Woods, yang dapat membuat kepala Mimir kembali hidup.
Jika Anda bertanya-tanya kenapa Witch of the Woods memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, jawabannya sederhana. Karena identitas sebenarnya dari Witch of the Woods adalah Freya, mantan istri Odin, ibu dari Baldur, dan ratu dari dewa Vanir.
Kratos membawa kepala Mimir dengan menggantungnya di sabuknya. Ketiganya pun pergi untuk mencari jalan ke Jotunheim. Lagi-lagi, mereka dihadang oleh kedua anak Thor: Magni dan Modi.
Dalam pertarungan kali ini, Kratos berhasil membunuh Magni, tapi Modi dapat melarikan diri. Ketika Kratos, Atreus, dan Mimir berada di Temple of Tyr, mereka kembali bertemu dengan Modi. Walaupun ketiganya berhasil menghalang sang anak Thor, Artheus jatuh pingsan karena “penyakit” misterius.
Rahasia Membawa Petaka
Ternyata “penyakit” Atreus muncul karena dia tidak tahu dia mewarisi darah dewa dari Kratos dan mengira dia hanya manusia biasa. Faktanya, Kratos tidak pernah memberi tahu Atreus tentang masa lalunya atau bahwa dia adalah anak dari Zeus. Untuk memulihkan Atreus, Kratos harus pergi ke Helheim untuk mendapatkan Heart of the Guardian of Helheim. Sebelum pergi ke Helheim yang beriklim sangat dingin, Kratos kembali ke rumah yang ditinggalkannya untuk mengambil Blades of Chaos. Karena, dia sadar, Kapak Leviathan tidak akan berguna di Helheim. Sesampainya di rumah, ia pun sempat melihat “ilusi” Athena. Saat itulah Mimir menyadari bahwa Kratos adalah hantu Sparta.
Setelah berkelana di Helheim untuk mendapatkan jantung dari sang guardian, Kratos kembali ke sisi Atreus. Setelah sang anak pulih, Kratos menjelaskan tentang asal-usulnya.
Mengingat Kratos memiliki darah dewa, darah yang sama juga mengalir pada Atreus. Hal ini membuat Atreus, yang masih sangat muda, merasa terlalu bangga akan garis keturunannya. Sejak saat itu, Atreus memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan buruk.
Ketika grup Kratos bertemu dengan Modi, yang babak belur karena dihajar oleh Thor, Atreus membunuhnya, tak mempedulikan protes dari Kratos. Setelah itu, Kratos, Atreus, dan Mimir kembali ke puncak gunung, tempat mereka menemukan Mimir. Di sana, mereka mencoba untuk membuka jalan ke Jotunheim. Kedatangan Baldur mengharuskan Kratos untuk kembali bertarung dengannya. Dalam pertarungan ini, Kratos menghancurkan pintu ke Jotunheim.
Atreus, yang masih merasa sombong setelah tahu dia memiliki darah dewa, justru meledek Kratos. Dia juga sempat menembakkan panah ke ayahnya sendiri. Hal ini memberikan kesempatan pada Baldur untuk mencoba menculik Atreus ke Asgard sebagai persembahan bagi Odin. Dalam usaha terakhirnya untuk melindungi anaknya, Kratos menyeret Baldur dan Atreus ke Helheim.
Di sini, setiap orang akan melihat ilusi dari momen terburuk dalam kehidupan mereka. Bagi Atreus, momen itu adalah saat dia membunuh Modi. Untungnya, ilusi ini cukup untuk membuat Atreus sadar bahwa dia telah memperlakukan semua orang di sekitarnya, termasuk ayahnya, dengan buruk.
Di Helheim, ilusi yang Baldur lihat merupakan Freya, ibunya yang telah memberikan “protection spell“, yang juga membuatnya tidak bisa merasakan apapun. Di sini, grup Kratos akhirnya mengetahui hubungan antara Freya dan Baldur.
Sementara itu, momen terburuk dalam hidup Kratos adalah saat dia harus membunuh Zeus, ayahnya. Ilusi ini membuatnya begitu tertegun sehingga dia tidak bisa bergerak. Dia bisa kembali pulih berkat bantuan dari Atreus.